Selasa, 07 Maret 2017

Day-15

Surat untuk teman hidupku,

Mas, ketika aku menulis surat ini aku sedang membayangkan kamu membacanya di taman rumah kita. Menengok senja dengan sejuta keberaniannya menampakkan elok pesona yang begitu aku puja. Berbagi cangkir teh dan kopi yang kau candu tiap pagi dan sore. Ah... aku terlalu jauh berkhayal.
Ada ponsel hitam yang hampir usang ketinggalan zaman di samping kanan laptopku dan buku catatan berwarna peach, pulpen oranye dan satu buku Antologi Puisi Perempuan Penyair Indonesia Terkini 2012 di samping kirinya. Aku menyukai suasana di sini. Buku-buku berjajar rapih dan acak di rak-raknya, manusia-manusia dengan segala kepentingannya dan perasaan-perasaan yang ruah membanjiri perpustakaan kecil ini.
Mas, aku ingin berterima kasih padamu sejak sekarang, jauh bahkan sebelum kita bertemu. Terima kasih telah menjadi dirimu hingga mampu meluluhkan aku. Percayalah, kalau ada kata yang lebih indah dari cinta maka kata itulah yang akan kupakai untuk menggambarkan rasaku padamu. Aku sudah jauh lebih dalam dari cinta, ketika aku mengizinkanmu memasuki ruang gelap dan menjelajahi tiap jengkal kisahku.
Mas, surat ini kupotong dulu ya. Aku memilih tempat yang tidak strategis. Banyak orang-orang lalu lalang yang kerap mencuri pandang ke arahku laptopku. Aku tidak nyaman.
Semoga bisa berlanjut lagi.
Sampai jumpa, yang tersayang.


With love,

Your wife



Tidak ada komentar:

Posting Komentar